Terkait dengan penanganan dan pendampingan bagi 4 (empat) terpidana mati yang menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas IIA Yogyakarta, yang terdiri dari 1 (satu) terpidana kasus narkoba yang merupakan warga Negara asing (WNA) kewarganegaraan Filipina dan 3 (tiga) warga negara Indonesia (WNI) terpidana kasus pembunuhan, TVRI Jogja sebagai salah satu lembaga penyiaran publik (LPP) mengadakan reportase dan wawancara dengan Kepala Kantor Kemenkumham DIY, Endang Sudirman, Jumat 20/2/2015 bertempat di Ruang Kerja Kantor Wilayah.
Beberapa pertanyaan disampaikan terkait dengan keberadaan dan kondisi 4 (empat) terpidana mati tersebut. Apakah 4 (empat) Narapidana hukuman mati yang menjadi warga binaan pemasyarakatan (WBP) Lapas Klas IIA Yogyakarta sudah mengajukan hak-hak hukumnya, baik dalam bentuk permohonan pengampunan dari presiden atau grasi dan peninjauan kembali (PK). Terkait dengan upaya hukum dan pemenuhan hak-haknya, menurut Endang Sudirman, 1 (satu) terpidana mati WNA setelah grasinya ditolak saat ini sudah mengajukan PK, sedangkan bagi 3 (tiga) terpidana mati kasus pembunuhan, saat ini sedang melakukan upaya hukum yakni 1 (satu) mengajukan PK dan 2 (dua) mengajukan grasi, tentu harus disertai dengan adanya novum. Selain itu menurut Kakanwil, khusus terpidana mati kasus narkoba yang merupakan warga Negara asing (WNA) kewarganegaraan Filipina hari ini mendapat kunjungan dari keluarga, staf kedubes dan staf Kementerian Luar Negeri Philipina. Menurut Endang Sudirman, “kondisi Lapas Klas IIA Yogyakarta saat ini dalam keadaan baik, Napi terpidana mati asal Philipina juga mengikuti kegiatan rutin, ikut olah raga volly” namun demikian tetap diberikan pendampingan bagi napi tersebut, kata beliau.
Selanjutnya, tim dari TVRI Jogja, melakukan reportase langsung ke Lapas Klas IIA Nakotika Yogyakarta, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penanganan dan pendampingan terpidana mati, dan didampingi oleh Suwarno, selaku Kasubbag Humas dan Laporan Kanwil Kemenkumham DIY.