Walah.. 13.137 Warga Yogya Masih Menganggur

 

YOGYA (KRjogja.com) - Jumlah pengangguran yang terdata di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Yogyakarta sepanjang 2014 lalu berkurang 3 persen. Dari 16.097 orang di tahun 2013 menjadi 13.137 orang. Sebagian besar merupakan pengangguran usia produktif dan terdidik. Jumlah pengangguran bisa terus bertambah seiring kelulusan sekolah atau perguruan tinggi. Oleh karena itu, guna menekan jumlah penganggungan Dinsosnakertrans tahun ini membuka 30 jenis pelatihan kerja. "Penduduk Kota Yogyakarta sudah bisa mendaftar untuk mengikuti pelatihan. Bulan ini sudah kami buka," ungkap Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Kerja Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Irianto Edi Purnomo, Selasa (3/2/2015) malam. Pengangguran terdidik dapat dilihat dari status pencari kerja yang sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan sarjana. Tahun lalu, terdapat 7.091 orang pencari kerja yang didominasi lulusan S1 kemudian SMK. Sementara menyangkut program pelatihan, Irianto menjelaskan, lebih dikhususkan untuk mengasah keterampilan dan kewirausahaan. Kuotanya pun terbatas hanya untuk 682 orang. Sehingga pihaknya harus melakukan seleksi karena jumlah pendaftar selalu melebihi kuota. "Tahun lalu ada 800 kuota dan pendaftarnya mencapai sekitar dua ribu orang," imbuhnya. Berbagai jenis pelatihan yang banyak diminati adalah pelatihan satuan pengamanan, menyetir mobil, tata boga serta tenaga kerja perhotelan. Usai mengikuti pelatihan, setiap peserta juga dibekali bantuan modal atau peralatan. Meski demikian, Irianto berharap peserta tidak sekadar mengharapkan bantuan melainkan untuk membekali diri dengan kemampuan. Pengantar Kerja Madya Dinsosnakertrans Kota Yogyakarta Sri Hartati menambahkan, selain memfasilitasi pelatihan keterampilan dan kewirausahaan, pihaknya juga tetap menjalin kerja sama dengan sejumlah daerah untuk penempatan tenaga kerja. Antara lain dengan Batam, Jawa Barat, Bekasi serta Pontianak. Namun demikian, banyak pencari kerja asal Kota Yogyakarta yang enggan ditempatkan di luar Jawa. Padahal jumlah lowongan kerja di wilayah itu cukup banyak. "Tidak sedikit pencari kerja yang memilih jenis pekerjaan dan lokasinya. Ini yang menyulitkan kami karena lowongan di Jawa jumlahnya terbatas," terangnya. (Dhi)


Cetak