YOGYAKARTA – Kanwil Kemenkumham DIY Bersama Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menggelar Festival Produk, Seni, dan Budaya Pemasyarakatan Th.2024 se-Indonesia bertempat di Gedung Griya Abhipraya Purbonegoro pada Jumat-Minggu (23-25/2/2024). Staf Khusus Menteri Hukum dan Ham RI Bidang Keamanan dan Intelijen, Krismono membuka langsung Festival tersebut dengan didampingi Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan, Erwedi Supriyatno.
Mengangkat tema “Kreatifitas Tanpa Batas, Meski Tempat Terbatas”, festival ini menjadi media untuk mempromosikan hasil karya para Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) yang ada di Lapas/LPKA/Rutan yang ada di seluruh Indonesia. Berbagai produk hasil karya yang dipamerkan diantaranya Kerajinan Perak, Kerajinan Kulit, Batik, Totebag, Mabel, Lukisan, Ukiran, serta Olahan Makanan.
Tak hanya berupa produk, berbagai Seni dan Budaya juga ditampilkan untuk mengiringi jalannya Festival. Seni dan Budaya ditampilkan oleh Warga Binaan Pemasyarakatan, Petugas, Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS), hingga Kelompok Masyarakat Peduli Pemasyarakatan (Pokmas Lipas) serta UMKM yang ada di DIY.
Pertunjukan yang menghibur para pengunjung seperti Band, Musik Akustik, Gamelan, Tari, Jathilan, Angklung, hingga Teater terus ditampilkan secara berturut-turut sepanjang Festival. Dengan adanya pentas seni dan budaya tersebut mampu menarik para wisatawan lokal maupun manca negara untuk berkunjung ke Griya Abhipraya Purbonegoro.
Direktur Pembinaan Narapidana dan Anak Binaan, Erwedi Supriyatno menyampaikan alasan diselenggarakannya festival di Griya Abhipraya Purbonegoro, dengan berbagai pertimbangan. Diantaranya bertujuan menjadikan Griya Abhipraya sebagai tempat pemasaran bagi produk-produk unggulan hasil karya guru dari seluruh Indonesia, maka dapat mendorong klien pemasyarakatan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas hasil karyanya serta produknya menjadi lebih baik lagi dan kegiatan ini akan terus berkelanjutan tidak hanya saat pelaksanaan Festival .
“Dengan dukungan semua pihak baik Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Pemerintah Daerah, Anggota Pokmas Lipas maupun pemangku kepentingan lainnya akan dapat mendorong Griya Abhipraya Purbonegoro menjadi tempat/wadah yang sangat strategis,” tutur Erwedi.
“Disamping sebagai sentra pemasaran hasil karya kompensasi dan klien pemasyarakatan, tetapi Griya Abhipraya juga dapat masuk dalam salah satu destinasi wisata Daerah Istimewa Yogyakarta,” lanjutnya.
Sementara itu Kepala Divisi Pemasyarakatan Agung Aribawa berharap koordinasi, kolaborasi dan kerja sama tidak henti-hentinya selama penyelenggaraan Festival saja. Akan tetapi ruh kegiatan tersebut mampu memberikan kontribusi berkelanjutan, dalam rangka peningkatkan hasil karya kompensasi terutama dalam bidang pemasaran maupun produksinya, serta peningkatan penyelenggaraan Griya Abhipraya Purbonegoro.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua Second Chance Foundation, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham DI Yogyakarta, Kepala Biro Tata Pemerintahan Sekretariat Daerah DI Yogyakarta, Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Yudanegara, Kepala Dinas Pariwisata Pemerintah DI Yogyakarta, Kepala UPT Pengelola Cagar Budaya Dinas Kebudayaan DI Yogyakarta,serta Kepala Unit Pelaksana Teknis jajaran Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DI Yogyakarta.
Humas Kanwil Kemenkumham DIY – Jogja Pasti Istimewa